MENJAWAB ISU TENTANG SAINS
Disclaimer: materi ini aku dapat dalam suatu seminar bersama Ust.
Dr. Budi Handrianto, M.Pd.I (Peneliti Insists) pada Sabtu, 4 Juli 2020.
Coba kasih pendapat ya... Menurut kalian, pernyataan-pernyataan ini benar atau ada yang kurang tepat? (nanti jawaban menurut ustadznya aku taruh bawah).
- "Ilmu pengetahuan bagaikan “pisau bermata dua” yang bisa dipakai untuk kebaikan dan kejahatan. Maka ia harus digunakan dengan hati-hati dan bertanggung-jawab sekaligus sangat penting menggunakannya secara benar ketika memperolehnya.”
- “Tujuan agama adalah meningkatkan moralitas dan bukan menyatakan fakta-fakta ilmiah secara spesifik. Maka, sains yang merupakan penjelas dari fakta-fakta ilmiah yang menjadi ranah para saintis dalam praktiknya tidak berhubungan dengan agama tertentu.”
- “Sains itu universal. Maka hanya ada satu sains yang sifatnya universal, problemnya dan paradigmanya menginternasional. Dengan demikian tidak terdapat sains Islam, tidak pula sains Hindu, sains Yahudi, sains Konfusius atau sains Kristen.“ (Abdus Salam, orang Pakistan muslim yang menerima hadiah nobel).
- “Dalam pelajaran Fisika dikenal hukum kekekalan energi [btw, yang benar itu "kelestarian energi"], yaitu energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat berubah dari bentuk enegi satu ke bentuk energi lain.”
- “Ilmu itu tidak bebas nilai, melainkan terikat dengan nilai-nilai ideologis yang mempunyai maksud tersendiri.”
- “Sains adalah penjelasan atas kejadian-kejadian yang terjadi di alam semesta baik makro maupun mikro, sehingga bisa disebut dengan Hukum Alam (Natural Law).”
- “Tuhan menciptakan alam semesta ini beserta hukum-hukum dan kemudian membiarkan alam semesta ini berjalan sesuai dengan hukum-hukumnya. Alam semesta berjalan dengan hukum-hukum tersebut.”
- “Sebagai ilmuwan harus netral dan tidak berpihak kecuali pada kebenaran ilmu yang saya miliki.”
- “Di Universitas Islam semua ilmu harus diajarkan secara sejajar sebab semua ilmu berasal dari Tuhan.”
- “Sesuai dengan konsep pendidikan Islam, maka sebaiknya, ilmu-ilmu yang bersifat fardhu ‘ain (seperti Ilmu Ushuluddin, al-Quran, Hadist, dsb) harus diselesaikan pada sekolah dasar dan menengah pertama, sehingga ilmu-ilmu yang fardhu kifayah, seperti pelajaran ilmu komputer, elektro, pengobatan, dsb, bisa secara penuh diberikan pada tingkat SMA dan Perguruan Tinggi, sehingga terbentuk lulusan yang profesional."
- “Sumber ilmu pengetahuan yang benar hanyalah akal (rasio) dan panca indra (empiris/ positif).”
- “Gempa bumi terjadi akibat pergeseran lempengan bumi, tidak ada hubungannya dengan peristiwa lain yang terjadi.”
- “Puncak peradaban Islam terjadi pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah di Baghdad.”
- “Ilmu matematika semuanya netral.”
- “Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah islamisasi diri sang saintis.” (Pendapat Alatas).
InIni jawaban menurut Ustadz (kalau beda pendapat juga gapapa kok)
1. Kurang tepat. Hal di atas menyatakan bahwa ilmu itu netral. Ilmu pengetahuan itu tidak
netral, karena dilingkupi dengan lingkungan dan peradaban saat itu. Tergantung
tempat di mana ilmu itu dipelajari dengan berbagai paradigma. Epistimologi ilmu
Barat: keraguan ilmu sebagai estimologi, untuk mempelajari ilmu perlu meragukan
ilmu itu terlebih dahulu lantas membuktikan kebenaran ilmu itu.
2. Kurang tepat. Islam adalah suatu sistem hidup yang syumul (sempurna). Allah itu menurunkan
kitab untuk menjelaskan segala sesuatu, termasuk sains. Karena sekulerisme,
agama dipersempit hanya membahas moralitas dan ibadah saja. Sains dan Agama itu
tidak dapat dipisahkan, buktinya dahulu ulama’ itu juga saintis seperti
Fakhrudin Ar Rozi. Dalam konsep Islamisasi, diharapkan pemahaman pada ilmu pengetahuan umum sama dengan pemahaman
agama, jadi saintis juga ulama’.
3. Kurang tepat. Ini hanya dimiliki pada masa tertentu saja, termasuk sekarang. Namun, 500
tahun sebelumnya sains Islam. Islam juga punya konsep Sains.
4. Kurang tepat. Energi itu mulanya memang diciptakan oleh Allah. Dan dalam aqidah Islam,
semua nanti pasti akan hancur. Pernyataan ini kalau berlaku umum, berarti
energi muncl begitu saja dan tidak akan musnah.
5. Benar. Nilai tergantung pada di mana dan bersama siapa dipelajari.
6. Kurang tepat. Dengan adanya natural law ini
merupakan paham sekulerisme di mana berarti tidak menyertakan adanya peran
Tuhan. Pendapat sekuler, “Tuhan adalah pembuat jam. Yg dibuat dan dijual.
Setelah terjual tidak peduli lagi dengan jamnya. Lalu istirahat.” Padahal Allah
itu setiap saat mencipta, mengembangkan, memelihara, memusnahkan.
7. Kurang tepat.
8. Kurang tepat. Kita harus menjadi orang yang berpihak dengan agama. Misal, walaupun
chef handal, kita tidak akan pernah memasak babi karena haram. Termasuk juga
berpihak pada negara.
9. Kurang tepat. Dalam Islam, ada klasifikasi dan hierarki ilmu. Jadi semua ilmu tidak
sejajar.
10. Benar. Ilmu fardhu ‘ain harus diajarkan terlebih daripada ilmu fardhu kifayah.
Sehingga dasar-dasar kebenarannya kuat dan tidak dzalim terhadap ilmu.
11. Kurang tepat. Dalam Islam ditambah: wahyu dan intuisi.
12. Kurang tepat. Setiap apa yang terjadi di alam semesta berhubungan.
13. Kurang tepat. Puncak peradaban Islam adalah pada saat Rasulullah saw.
masih hidup, karena menciptakan orang-orang shalih. Kalau peradaban pengetahuan
Islam bisajadi saat Daulah Abbasyiah masa Harun Ar Rasyid. Menurut paham Barat
manusia berevolusi menjadi baik, secara Islam manusia devolusi.
14. Kurang tepat. Tidak netral. Tergantung jenisnya. Misal 1+1=2 untuk bilangan bulat,
tapi di bilangan biner beda, dan jika ada variabelnya juga berbeda.
15. Benar.
Kamila Munna
h
0 comments:
Post a Comment