Kali
ini kita akan membahas tentang tanaman beribu manfaat yang banyak hidup di
pulau yang kaya lingkungan alam, emas,
dan intan (Kalimantan), khususnya di Kalimantan Tengah. Ya, itu adalah tanaman KELAPA SAWIT.
Mengapa
tanaman bernama latin Elais banyak tumbuh di Kalimantan?
Karena kelapa sawit merupakan tanaman
yang cocok tumbuh di tanah gambut, tipe tanah yang banyak di Kalimantan.
Sebenarnya, paku-pakuan juga dapat tumbuh pada tipe tanah ini. Namun, belum
adanya penelitian yang mendalam tentang manfaat pembudidayaan paku-pakuan membuat
tumbuhan ini belum dikembangkan di Kalimantan.
Selain
itu, keuntungan besar (semakin luas perkebunan, keuntungan semakin besar) yang
didapat petani kelapa sawit juga menjadi salah satu alasan banyaknya perkebunan
kelapa sawit di Kalimantan. Salah satu keuntungan yang diperoleh adalah
perawatannya yang mudah. Kelapa sawit tidak perlu disiram air, hanya
mengandalkan air hujan karena tanaman ini mampu menyimpan air dalam jumlah banyak.
Untuk pemberian pupuk, dilakukan setiap 4 bulan sekali. Menanam dengan bibit
berumur 8 bulan, sekitar 2,5 sampai 3 tahun kelapa sawit bias berbuah.
Tanaman
yang ditanam dengan jarak 8 sampai 9 meter ini memiliki banyak menfaat. Kalian
pasti tau, biji kelapa sawit ini adalah bahan baku pembuatan minyak goring.
Selain minyak goreng, biji kelapa sawit biasanya diekspor yang kemudian
dijadikan bahan kosmetik. Sisa (ampas) dari kelapa sawit bisa dibuat pupuk.
Pelepahnya dimanfaatkan sebagai makanan ternak, seperti sapi. Sedangkan
cangkang kelapa sawit diolah menjadi bahan bakar, contohnya pembakar aspal dan
tambahan biodiesel.
Di
balik manfaatnya yang besar, perkebunan kelapa sawitternyata mengurangi hutan
Negara. Pada awal pembukaan lahan kelapa sawit, para petani belum memikirkan
dampak negative yang akan mereka timbulkan. Mereka membakar hutan yang telah
terbentuk brtahun-tahun yang lalu untuk ditanami kelapa sawit. Untuk itu,
sekarang pemerintah melakukan upaya untuk menjaga hutan dan tetap mengembangkan
salah satu komoditi ekspor kita. Salah satunya adalah petani yang ingin membuka
lahan untuk perkebunan harus ijin kepada pemerintah. Setelah usia perkebunan 25
tahun, harus dilakukan replanting (penanaman kembali).
Semua
tindakan pasti memilki resiko. Begitu pula jika menjadi petani kelapa sawit.
Menurut Pak Karyadi, salah satu pemilik perkebunan kelapa sawit di kabupaten
Katingan, Kalimantan Tengah yang sukses, resiko yang harus dihadapi pemilik
perkebunan kelapa sawit antara lain sebagai berikut.
1.
Harus
sering datang ke kebun untuk mengetahui perkembangan
kelapa sawit.
2.
Harus
ikut bekerja, jangan hanya mengandalkan pegawai.
3.
Melakukan
implementasi di lapangan.
4.
Harus
menampung keluarga dulu, setelah itu baru orang lain.
5.
Berani
dan tegas dalam memilih atau memecat pegawai.
6.
Kemungkinan
buah yang rusak.
7.
Harus
sabar dalam bekerja.
Anda telah mengetahui
perawatan, manfaat, dan resiko petani kelapa sawit, apakah Anda tertarik mengembangkan tanaman ini, baik jumlahnya maupun
pemanfaatannya?
0 comments:
Post a Comment