susunan bebatuan bissa menjadi daya tarik bagi wisatawan, salah satunya adalah “Bukit Batu Pertapaan Tjilik Riwut” yang berada di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
Dalam situs Bukit Batu
ini, terdapat berbagai nama batu besar dan ada satu telaga. Telaga ini sangat
berbeda dengan bayangan kita. Ukurannya kcil, lebarnya kurang dari 1 meter,
tetapi dalamnya lebih kurang 3 meter dan airnya tidak pernah kering. Telaga
unik ini bernama Tenaga Bawin Kameloh,
yang konon katanya barang siapa yang mencuci muka di telaga ini dalam hitungan
ganjil dan menghadap matahari terbit maka keinginannya akan tercapai. Telaga
inilah yang menjadi asal usul adanya bukit batu.
Ceritanya begini: dahulu
ada seorang pemuda yang bertani dan berburu bernama Burut Ules. Suatu hari ia
melihat 7 wanita cantik turun dari langit ke telaga (Bawin Kameloh) untuk
mandi. Ia terpesona pada gadis bungsu yang bernama Kameloh Bulan. Saat mereka
selesai mandi, Burut Ules mengambil pakaiannya agar si bungsu tidak kembali ke
angkasa. Singkat cerita, mereka menikah dan mempunyai seoranng anak laki-laki.
Suatu hari, Burut Ules cemburu buta ketika Kameloh Bulan bercengkerama ria
dengan laki-laki tampan yang sebenarnya saudara sang bidadari sampai akhirnya
membunuh lelaki itu. Kameloh Bulan sangat marah dan
murka kepada alam dengan mengadu ke kahyangan serta meninggalkan suaminya. Kemurkaan
tersebut membuat tempat tersebut tertimpa bahaya yang besar dengan gemuruh, petir menyambar, dan munculnya
batu-batu yang jatuh dari langit hingga membentuk bukit yang berada di dekat Telaga Bawin Kameloh. Batu-batu
ini kemudian disebut Bukit Batu. Akan tetapi, secara ilmiah, diperkirakan
susunan batu-batu ini dulunya adalah bebatuan sungai.
Bukit Batu menjadi
tempat pertapaan Tjilik Riwut. Beliau adalah seorang pahlawan di Kalimantan
Tengah sekaligus menjadai gubernur pertama di sana. Konon, beliau lahir dari
pertapaan Dahiyang Riwut, ayah beliau di Batu
Banama atau Batu Keramat, salah
satu batu di Situs Bukit Batu. Disebut Banama karena bentuknya mirip seperti
perahu (“Banama” artinya “perahu”). Ketika bertapa, beliau merasakan hembusan
angina. Karena itulah beliau menamai anaknya Tjilik Riwut, yang artinya “angin
kecil”. Kini batu tempat pertapaan Tjilik Riwut
itu dikenal sebagai Batu Gaib/ Bertapa.
Di dekat Batu Banama,
terdapat Batu Sial. Mitosnya, barang
siapa yang bisa menaiki Batu Sial sampai puncak, lalu bereriak ala oran Dayak,
maka kesialannya akan terbuang. Namun, saya dan teman-teman ternyata tidak
berani naik sampai puncak, hanya sampai setengah, hehe…
Selain kedua batu
tersebut, ada pula Batu Dewa dan Batu Penyang. Bagi yang percaya,
katanya jika berniat baik memohon
sesuatu dan menaiki Batu Dewa, niatnya akan terwujud. Sedangkan orang yang
berniat baik jika meminta di Batu Penyang maka ia akan mendapat kekuatan
spiritual dan keberanian dalammenghadapi masalah.
Batu unik lainnya
adalah Batu Raja. Menurut beberapa
orang, orang yang bertapa di batu ini, apabila berjodoh dari batu ini akan
muncul kerikil. Sedangkan jika ia seorang pemimpin, maka orang tersebut akan
bersifat adil dan bijaksana.
Bagi kalian yang suka
tantangan dan berniat baik seperti kami, kalian bias mencoba melewati celah di Batu Tingkes dan Batu Kamiyak. Menurut kepercaan orang di sekitar Bukit Batu, barang
siapa yang berniat baik dan bisa melewati kedua batu ini dengan selamat, maka
keinginan orang tersebut akan tercapai dan kehidupannya bahagia. Salah satu
yang membuktikannya adalah Kak Aan, Duta Wisata Kalimantan Tengah. Sebelum
audisi duta wisata, Kak Aan berusaha melewati celah yang ada di batu-batu
tersebut dan usaha serta keinginannya berhasil tercapai. Celah pada Batu Tingkes dilewati dengan
berjalan miring karena celahnya vertikal. Sedangkan untuk melewati celah pada
Batu Kamiyak kita harus merayap karena celahnya horizontal. Celah pada Batu
Kamiyak lebih susah dilewati dan lebih panjang daripada celah pada Batu
Tingkes.
Susunan batu-batu di
Bukit Batu ini memang memiliki pesona tersendiri, tidak terkecuali pemandangan
yang terlihat dari sini. Mitos-mitos pada batu-batu di sini juga mengajarkan
kita bahwa semua amalan tergantung pada niat dan usaha kita. Jika niat kita
baik dan kita berusaha dengan maksimal serta tidak lupa berdo’a kepada Tuhan
Yang Maha Berkehendak, mak apa yang kita inginkan akan tercapai.
0 comments:
Post a Comment