Namanya Hari
Kemenangan
Allahu Akbar Allahu
Akbar Allahu Akbar Laa Ilaaha Illallahu Wallahu Akbar Allahu Akbar
Walillaahilhamd.
Takbir itu masih saja menggema ketika aku
memejamkan mata hingga aku membukanya kembali. Takbir yang memisahkanku dengan tamu
istimewa—Ramadhan—dengan segala penyesalan yang akan menggantung hingga aku
dapat bertemu dengannya lagi, Aamiin.
Aku percaya kesedihan dan kebahagiaan itu
memang satu paket. Dengan adanya perpisahan, tentu akan ada pertemuan. Ya,
perpisahanku dengan tamu istimewa itu mempertemukanku dengan hari yang tak
kalah istimewa pula, “Hari Kemenangan,” begitulah kebanyakan manusia
menamainya. Aku tidak keberatan dengan nama itu. Hmm, tapi bukankah ini berarti kau sombong jika kau merasa menang?
Entahlah, pemikiran ini sebaiknya kutepiskan dulu.
Hari itu, aku memang merasa menang dari
banyak hal. Pertama, menang melawan ego dan rasa malu untuk meminta maaf kepada
semuanya. Entah memang salah, entah tidak. Kadang aku berpikir, mengapa harus minta maaf pada orang tua yang
mengobrol saja tidak pernah, bagaimana bisa punya salah kepada mereka? Nah,
pemikiran ini saja sudah salah. Salahnya adalah tak pernah menyapa mereka, tak
datang ke rumah mereka sekadar silaturahmi. Jadi, aku memang harus minta maaf.
Kedua, menang melawan kemalasan. Ohoho, malas
memang musuh yang sangat sulit ditaklukkan. Dengan adanya momen Hari Kemenangan
ini, semalas apa pun keluar rumah, akan mampu berjalan bahkan berkilo-kilometer
(ini hiperbola dari adikku) untuk berkunjung dan memita maaf ke rumah-rumah
yang tak pernah kujamah. Baru salam saja, orang yang dkunjungi sudah sangat
bahagia. Kapan lagi kamu melihat banyak
senyuman dalam sehari dikarenakan kamu datang?
Ketiga, menang banyak dari doa orang-orang
yang dikunjungi. Selepas meminta maaf, orang-orang banyak mendoakan kami:
selamat dunia akhirat, dapat ilmu yang manfaat, sukses ngaji dan sekolahnya,
tercapai cita-citanya, jadi anak sholihah, dan banyak lagi. Jika ada keinginanmu
yang tercapai, mungkin karena Allah mengabulkan doa orang-orang ini. Jadi,
bersyukurlah dapat bertemu dengan Hari Kemenangan. Ohiya, aku punya doa supaya
kita senantiasa dijadikan orang yang bersyukur dalam QS. An Naml ayat 19.
(sengaja tak kutuliskan, biar kamu buka Al Quran, hehe)
Keempat, kelima, keenam, dan seterusnya agak
sulit kusebutkan.
Bagaimana denganmu?
Setujukah dengan nama “Hari Kemenangan”?
KM
Mantull sangattt
ReplyDelete