Fisika Inti dan Partikel
Skema
Penamaan Hadron
A.
“Neutral-Flavor” Meson (Meson “Rasa Netral”)
Penamaan
meson didasarkan pada nomor kuantum. Nama tersebut memberikan informasi
bilangan kuantum pada keadaan tertentu, bukan tentang komponen dominannya.
Berikut simbol untuk meson yang memiliki keanehan dan bilangan kuantum rasa
tinggi sama dengan nol. Keadaan yang belum muncul di RPP tercantum dalam tanda
kurung.
Dalam model
quark sederhana, kombinasi ini sesuai keadaan momentum sudut 2S+1LJ,
di mana S, L, dan J adalah momen spin, orbital, dan total sudut sitem. Bilangan
kuantum dihubungkan oleh P= (-1)L+1, C= (-1)L+S, dan
paritas G= (-1)L+S+1, di mana bilangan kuantum C hanya relevan untuk
meson netal dengan bilangan kuantum rasa netral dan G untuk meson isovektor.
Spin J ditambahkan sebagai subskrip atas nama.
B. Meson Tidak
Nol S, C, dan/atau B
Aturan
pemberian nama meson yang tidak sama dengan nol antara lain sebagai berikut.
1.
Simbol utama
adalah huruf capital bercetak miring yang mengindikasikan quark lebih berat
mengikuti aturan berikut:
Disepakati bahwa
bilangan kuantum rasa dan muatan quark memiliki tanda yang sama. Jadi, quark asing
s adalah negatif, quark pesona c adalah positif, dan quark bawah b adalah negatif. Dampak dari
kesepakatan ini adalah: rasa ap pun yang dibawa oleh meson memiliki tanda yang
sama dengan muatannya. Dengan demikian, K+,
D+, dan B+ masing-masing memiliki
asing (s), pesona (c), dan bawah (b) positif, dan semua memiliki I3
positif.
memiliki pesona c positif dan asing s.
Selanjutnya, aturan
(rasa) =
terkenal untuk kaon asing, berlaku untuk
setiap rasa.
2.
Jika quark yang
lebih ringan bukan u atau d, identitasnya diberikan oleh subskrip.
Contoh:
3.
Ketika paritas
spin dalam seri alami, JP= 0+,
1-, 2+, …, subskrip “*” ditambahkan.
4.
Spin ditambahkan
sebagai subskrip, kecuali untuk meson pseudoskalar atau vektor.
C. Baryon
Biasa (3-quark)
Semua
baryon memiliki bilangan kuantum yang konsisten dengan isi quark minimal 3
quark yang dinotasikan dengan simbol
yang diperkenalkan lebih dari 50 tahun lalu. Simbol-simbol
ini diikuti oleh JP
menandakan spin J dan paritas P.
Untuk isi minimal yang melibatkan satu atau lebih quark yang lebih berat
dari cahaya (u, d¸dan s), subskrip
ditambahkan ke dalam simbol, (c dab b) menyesuaikan. Aturannya adalah
sebagai berikut.
1.
Baryon dengan isi
minimal 3 quark u dan/atau d adalah N (isospin
) atau
(isospin
).
2.
Baryon dengan 2
quark u dan/atau d adalah
(isospin 0) atau
(isospin 1). Jika quark ketiga adalah c atau b, identitasnya diberikan oleh subskrip.
3.
Baryon dengan 1
quark u atau d adalah
(isospin
). Satu atau dua
subskrip digunakan jika satu atau keduanya tersisa quark berat, dengan demikian
c,
cc,
b, dsb.
4.
Baryon tanpa
quark u atau d adalah
(isospin 0), dan subskrip mengindikasi
beberapa isi quark berat.
5.
Baryon yang
meluruh kuat memiliki massa dalam tanda kurung. Sebagai contoh
(1232) 3/2+,
(1385) 3/2+,
N(1440) 1/2+,
c(2645) 3/2+.
Singkatnya, jumlah minimal quark u dan d bersama dengan
isospin menentukan simbol utama, dan subskrip menunjukkan isi quark berat.
selalu memiliki isospin 1,
selalu memiliki isospin 0, dll.
D. Baryon Eksotis
Baryon
dengan bilangan kuantum yang berbeda-beda dalam eksperimen tidak dapat dibuat
dari 3 quark, sehingga disebut eksotis sehubungan dengan model quark sederhana.
Dua keadaan pentaquark juga ditemukan memiliki nucleon tereksitasi, tetapi
meluruk menjadi keadaan cc. Pemberian namanya mengikuti nama yang diberikan
oleh kolaborasi LHCb sebagai penemunya.
E. Perubahan Nama
Meson
Untuk
partikel yang baru ditemukan di atas ambang batas rasa dalam system pesona dan
bawah (sebelumnya meson “XYZ”), ada sejumlah perbedaan antara nama yang baru
diadopsi oleh PDG dan yang umumnya muncul dalam literatur.
Kamila Munna
0 comments:
Post a Comment