Analisis Covid-19 di Desa Tieng
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Satgas Covid-19
Desa Tieng (Kepala Desa Tieng), Bapak Farhan
Berbicara
tentang Covid-19 di Desa Tieng, setiap jam 5 sore ada laporan dari Puskesmas
Kejajar 1 mengenai jumlah pasien positif Covid-19, di Desa Tieng sendiri
jumlahnya 0. Selama masa pandemi, pemerintah desa mengikuti edaran dari
kecamatan dan kabupaten, seperti pengadaan disinfektan, handsanitizer, posko Covid, dll. Penyemprotan disinfektan juga
sudah dilakukan di tempat-tempat umum seperti masjid dan sekolah. Akan tetapi,
di rumah-rumah tidak dilaksanakan karena mobilisasi warga desa tidak terlalu
tinggi dan keterbatasan biaya.
Untungnya,
ada beberapa organisasi massa di desa yang mengusahakan pencegahan Covid tanpa
perintah dari desa. Hal ini tercermin saat shalat ‘id ‘idul fitri, pengurus
ormas membagikan masker dan memakaikan handsanitizer
sebelum warga shalat.
Untuk
saat ini, kita sudah memasuki New Normal.
Satgas Covid berubah menjadi “Satgas Jogo Tonggo”.
“Yang
paling sulit adalah penyadaran masyarakatnya. Karena sebenarnya ini kepentingan
masing-masing, masalah bersama,” kata Farhan, Kepala Desa Tieng.
Desa
pun mengadakan sosialisasi/ gerakan lanjutan terkait new normal bersama pihak Puskesmas Kejajar 1 dengan cara keliling
menggunakan pengeras suara untuk menyampaikan protokol new normal.
Terkait
Gardu Pandang, tempat wisata di Desa Tieng, sudah dibuka lagi sejak 1 Agustus
2020 berdasarkan protokol kesehatan yang telah diberikan oleh Dinas Pariwisata.
Tempat melihat seluruh desa ini memiliki pengelola yang ditunjuk dari desa,
tetapi hasil pendapatannya hanya bagi hasil antara pengelola dan Pemda, tidak
ada pemasukan ke desa.
Walaupun
tidak ada yang terkena dampak secara kesehatan, tetapi Covid-19 memberi dampak
ekonomi pada warga Desa Tieng yang kebanyakan berprofesi sebagai petani. Sebab,
petani yang sukses juga membutuhkan pedagang, sedangkan pasar menjadi sepi.
Dampak juga dirasakan pada APBDes yang tadinya akan digunakan untuk pembangunan
fisik menjadi dialihkan ke Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 600.000,00
per kepala keluarga.
0 comments:
Post a Comment