Belajar
Membentuk Kepribadian dari Al Quran
Percaya tidak, kepribadian
kita hari ini adalah cermin dari apa yang kita lakukan di masa lalu. Tentu saja
masa lalu atau masa kecil kita tidak terlepas dari pengaruh keluarga dan
lingkungan di mana kita tumbuh. Eits, tidak mutlak karena orang tua atau
lingkungan sebenarnya. Buktinya, Nabi Ibrahim as. taat kepada Allah Swt.
padahal ayahnya pembuat berhala, sedangkan anak Nabi Nuh as. tidak percaya pada
Allah Swt. padahal ayahnya sendiri seorang Rasul.
Namun demikian, bagaimana
pun juga, cara orang tua mengasuh anaknya berperan dalam pembentukan
kepribadian anak. Nah, kali ini kita akan belajar mengajari agama kepada anak
melalui Quran Surah Luqman ayat 16. Perlu kita ingat, ilmu agama tidak hanya
untuk orang dewasa saja. Ilmu agama sudah sepatutnya ditanamkan semenjak anak
kecil. Begini bunyi ayatnya.
يَٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن
فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ أَوْ فِى ٱلْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا ٱللَّهُ ۚ إِنَّ
ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
Artinya: (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” [QS. Luqman (31): 16]
Perhatikan
ya… Luqman mengajarkan anaknya dengan berkisah/
bercerita, tidak secara gamblang berkata “kamu harus begini begitu,
dalilnya ini.” Cerita akan lebih mudah diterima anak-anak karena menarik dan
pemahamannya lebih tertanam di benak anak-anak.
Dari
susunan bahasa, Luqman menggunakan kata yaa
bunayya bukan yaa waliid, artinya
sama-sama “hai anakku”, tetapi kata yaa
bunayya itu bisa diartikan dengan “hai anakku tersayang”. Luqman memulai
cerita dengan memuji anaknya terlebih dahulu. Dengan kata-kata sayang, orang
akan lebih intens mendengarkan perkataan kita selanjutnya.
Apa yang
dikisahkan Luqman? Intinya ada biji sawi yang sangat kecil, tersembunyi dalam
batu yang besar dank eras, batu itu ada di tempat yang sangat luas yang berisi
banyak hal. Nah, hal yang hampir tidak mungkin ditemukan itu, Allah bisa
menemukannya dan bahkan mendatangkannya.
Maksudnya
apa? Ketika kita beramal, sekecil apa pun itu, disembunyikan serapat apa pun
sampai orang terdekat kita pun tidak tahu, Allah pasti tahu. Jadi, sudah
semestinya kita tetap beramal baik meskipun tidak diketahui orang lain. Sebab
sejatinya amal yang kita lakukan diperuntukkan untuk Allah Swt., bukan untuk
mencari pujian atau sekadar kata “terima kasih” dari orang lain.
Nah,
jadi, untuk membentuk kepribadian baik anak-anak, salah satu caranya dengan
mengajarkan agama pada mereka dengan cara yang menyenangkan dan bisa mereka
terima dengan baik. Metodenya dapat menggunakan cerita seperti yang Luqman
lakukan yang bahkan diabadikan dalam ayat Al Quran.
Referensi:
30 Days Make it Better dari @quranreview
0 comments:
Post a Comment