SHALAT Sesuai Tuntunan Nabi Saw.
Mengupas Kontroversi Hadis Sekitar
Shalat
.
Buku ini best
seller lo… Karya Syakir Jamaluddin, S.Ag., M.A. Buku ini recommended banget buat kamu belajar
Fiqih. Dasar hukumnya jelas dan lengkap, serta terdapat kesimpulan penulis atas
dalil-dalil yang ada. Buku setebal 342 halaman ini dilengkapi dengan Glosarium,
sehingga teman-teman tidak perlu khawatir tidak memahami istilah yang digunakan
karena ada penjelasanya. Font yang dipakai juga sangat enak dibaca.
Isi buku ini apa sih?
Kontroversi hadis sekitar shalat aja? Engga
dong, lebih lengkap dari itu. Sebagaimana buku fiqih kebanyakan, buku ini
dimulai dengan pengertian ibadah, kemudian dilanjutkan bab thaharah (bersuci) sebagai syarat sah shalat kita. Setelah itu,
baru masuk ke bab shalat, meliputi kedudukan shalat, cara shalat Nabi Muhammad
saw. berikut bacaannya, shalat jama’ dan qashar, shalat jamaah, dzikir, dan
shalat sunnah.
Nah, apa aja sih
yang kontroversi hadis sekitar shalat yang disajikan di sini?
1.
Membaca basmalah pada shalat jamaah yang jahr, apakah lirih atau keras?
Basmalah
awalnya turun tidak bersamaan dengan ayat Al Fatihah yang lainnya. Baik
mengeraskan atau melirihkan bacaan basmalah, keduanya ada hadisnya. Namun,
hadis-hadis yang melirihkan bacaan basmalah lebih kuat/mantap dan lebih banyak
jalurnya.
2. Saat sujud, lutut
dulu atau tangan dulu?
Rasulullah
saw. pada umumnya melarang sujud seperti binatang (unta, anjing, atau binatang
lainnya), seperti menjadikan sikunya sebagai alas dan memasukkannya ke dalam
ketiak. Bagi manusia, lebih mudah meletakkan lutut yang lebih dekat dengan
tanah terlebih dahulu, baru menyusul kedua telapak tangan, kemudian wajah
(kening dan hidung).
3.
Melamakan sujud terakhir, bolehkah?
Pada
prinsipnya, boleh melamakan sujud saat berdoa karena itu posisi hamba sangat
dekat dengan Tuhannya. Namun, berdasar penelusuran penulis buku ini, Nabi tidak
biasa memperlama sujudnya, terutama saat sujud terakhir. Boleh memperlama sujud
ketika ada hajat, tetapi tidak untuk dijadikan kebiasaan.
4.
Saat tahiyat, kapan jari telunjuk mulai menunjuk? Apakah
digerak-gerakkan?
Setelah
duduk dengan tenang, Nabi menggerakkan telunjuknya untuk menunjuk satu kali di
awal tasyahud dan tidak menggerak-gerakkannya.
5.
Penambahan kata sayyidina
dalam shalawat, adakah tuntunannya?
Khusus
dalam membaca shalawat dalam shalat, tidak disunnahkan menggunakan kata sayyidina meskipun untuk maksud
penghormatan.
6.
Sunnahkah merapatkan shaf dengan mengejar-ngejar kaki?
Untuk
menghindari ketidak-khusyu’-an saat
shalat jamaah, sebaiknya tidak perlu memaksakan shaf harus rapat betul, hingga
harus “mengejar-ngejar” kaki jamaah lain.
7.
Sunnahkah pindah tempat shalat jika akan shalat sunnah
rawatib?
Bagi
yang meyakini pindah tempat shalat sebagai bagian dari sunnah (agar shalat
sunnah dengan wajib tidak terlihat menyambung), silakan dilakukan sesuai
keyakinannya. Bagi yang tidak, juga boleh dan tidak masalah tetap shalat di
tempatnya karena tidak ada larangan.
8.
Apa saja shalat-shalat sunnah dan tata cara shalat sunnah
yang diselisihkan kesunnahannya?
a. Shalat tasbih
b. Shalat taubat atau shalat sunnat wudlu
c. Shalat hajat
d. Shalat syukur
dan
banyak lagi kontroversi hadis yang dibahas dalam buku ini.
Dengan membaca buku ini, saya jadi mengoreksi tata cara
shalat dan bacaan saya. Ada beberapa bacaan yang ternyata masih kurang tepat
selama ini. Begitu pula dengan gerakan shalat yang masih belum sempurna.
Kamila Munna
Daftar Pustaka:
Jamaluddin,
Syakir. 2019. Shalat Sesuai Tuntunan Nabi
Saw. Yogyakarta: LPPI UMY.
NB:
Kalau mau lebih lengkap berikut bunyi hadisnya, bisa beli bukunya, terbitan
LPPI. Pinjam punya saya juga boleh.
Ohiya,
kalau ada yang mau ditanyakan, boleh dm di @kamilamunna
Kalau
saya tahu insyaAllah saya jawab.
0 comments:
Post a Comment