Review Film: Murder on The Orient Express
Sumber gambar: amazon.com
Yang ngaku suka misteri/ detektif, udah nonton film Murder on The Orient Express belum? Ini
film epic banget sih. Kalau yang bisa nebak siapa pembunuhnya dengan tepat,
Anda jenius (eh, sepemikiran sama penulis lebih tepatnya). Ini film detektif
favorit banget sih. Waktu nonton di Bioskop hampir penuh tempat duduknya,
bahkan aku dapat tempat duduk di samping dan depan saking penuhnya. Walaupun
posisinya ga enak buat nonton, tapi tetep dapet banget keseruan nontonnya.
Okeoke, bagi yang belum tahu, kita bahas dulu “Tentang Film” yang
rilis di tahun 2017 ini. Murder on The Orient Express merupakan sebuah film
yang diambil dari novel dengan judul yang sama karangan Agatha Christie. [review novelnya ada di ig @kamilamunna]. Novel ini pertama kali terbit sekitar 1 abad lalu,
seperti halnya Sherlock Holmes. Memang Agatha ini dikenal sebagai Ratu Detektif
sedangkan Sir Arthur Conan Doyle adalah rajanya. Film berdurasi 1 jam 47 menit
ini berlatar di dalam salah satu gerbong kereta Orient Express dengan alur
cerita maju.
Film ini diawali dengan “pamer” kehebatan dan keunikan detektif
Hercule Poirot dengan kumis khasnya yang
diperankan oleh Kenneth Branagh dalam
menangani sebuah kasus di Timur Tengah. Kasus utama yang diangkat dalam film ini adalah pembunuhan
seorang pebisnis yang dimainkan oleh aktor ternama, Johnny Depp. Bukti-bukti dan jejak pembunuh cukup janggal dan sulit
sekali dilacak. Kasus ini membuat sang detektif cukup frustasi. Setelah
ditelusuri, ternyata ada masa lalu kelam si korban dan si pembunuhnya. Motif pembunuhan
dan siapa pembunuhnya sangat mengejutkan bagi Poirot—dan penonton tentunya—hingga
seorang Hercule Poirot merasa tak mampu melaporkan penemuannya.
Sepanjang film, penonton dibuat kagum dengan visual tempat
yang ditampilkan. Sayangnya, ada beberapa part yang kelihatan tidak nyata,
alias hasil green screen. Kemampuan
akting tokoh-tokoh dalam film ini tidak diragukan lagi, terlihat sangat luwes
dan penjiwaannya terasa. Didukung dengan tata busana dan make up abad 19. Backsound yang
dihadirkan juga mampu membawa emosi penonton sesuai scene yang sedang ditampilkan. Ketegangan dan keterkejutannya
sangat terasa.
Kalau soal cerita, sudah jelas sangat keren dan mengenang
di hati. Cerita pada film kurang lebih sama dengan cerita di novel. Modifikasi
cerita yang dilakukan tidak terlalu banyak dan malah memperbagus alur cerita
ini. Di sisi lain, novel tentu saja lebih lengkap dan dapat menjawab pertanyaan
kita yang tidak terjawab di film, seperti mengapa keadaan mayatnya seperti itu
dan detail-detail lainnya. Alurnya diceritakan dengan jelas.
***
Sangat puas rasanya menonton film maupun membaca novel Murder on The Orient Ekspress. Sepuas itu sampai bingung harus mendeskripsikannya seperti apa. Jalan cerita, motif pembunuhan, si pembunuh, cara menemukan si pelaku, sampai plot twist, dan ending-nya sangat-sangat keren. Ingin kuceritakan, tapi anti-spoiler. Jadi… Selamat Menonton, Kawan!
0 comments:
Post a Comment